SUDAH SIAPKAH AKANG-TETEH MENIKAH?

Persiapan untuk sebuah pernikahan tak hanya persiapan fisik, resepsi, atau hal-hal lainnyanya. Tetapi persiapan batin atau mental sebelum pernikahan juga sangat dibutuhkan. Karena pernikahan merupakan sebuah keputusan yang sangat besar dan perlu disiapkan dengan matang.

Sebelum menikah, coba tanyakan pada diri sendiri apakah akang-teteh siap untuk menghadapinya.

Apakah siap berbagi dalam semua hal?

Ketika menikah, semua tidak lagi hanya ‘aku’ dan ‘kamu’, tetapi akan menjadi ‘kita’. Dari mulai makanan, minuman, sabun, pasta gigi, waktu, perhatian, semua harus dibagi dengan pasangan akang-teteh. Ketika sudah menikah akang-teteh tidak bisa egois, tidak bisa hanya memikirkan diri sendiri. Siapkah akang-teteh berbagi dalam segala hal dengan pasangan? Jika sudah, berati akang-teteh sudah siap untuk menikah.

Apakah siap melihat sisi paling jelek dari pasangan?

Ketika menikah akang-teteh akan selalu berada dalam situasi yang sangat dekat, tanpa sekat, dan tanpa jarak. Dengan situasi tersebut mungkin akang-teteh orang yang pertama kali melihat pasangan akang-teteh ketika bangun tidur dengan rambut yang acak-acakan, bau keringat, atau bau mulut. Mungkin sebelum menikah akang-teteh hanya mengetahui pasangan saat dalam kondisi wangi, atau dalam kondisi rapih. Namun, ketika sudah menikah kondisi apa pun atau kebiasaan apa pun pasangan akang-teteh tidak bisa disembunyikan. Maka akang-teteh harus siap menerima apapun kondisi pasangan termasuk sisi paling jelek dari pasangan.

Apakah siap menghadapi lika-liku kehidupan pernikahan?

Hidup berumah tangga pasti akan ada lika-liku di dalamnya. Akan ada banyak suka dan duka yang akan akang-teteh dan pasangan temui dalam kehidupan pernikahan. Meskipun begitu, akang-teteh dan pasangan bisa menghadapi lika-liku tersebut dengan kebersamaan yang kuat dan komunikasi yang lancar dan saling mengerti satu sama lain.

Apakah sudah punya visi dan misi pernikahan?

Visi dan misi pernikahan sangatlah penting untuk sebuah pernikahan. Karena tujuan pernikahan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan seksual saja, tetapi lebih dari itu. Ketika visi misi pernikahan itu sudah dipegang maka pondasi pernikahan akang-teteh dan pasangan akan semakin kuat setiap waktunya.